Senin, 14 November 2011

Tak Ada Bantuan Kesehatan untuk Perokok

JAKARTA, KOMPAS.com — Sebagian besar perokok di Jakarta ternyata berasal dari keluarga kelas menengah bawah. Untuk memberi efek jera, Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan mencabut bantuan kesehatan terhadap warga kelas menengah bawah yang terkena masalah kesehatan lantaran merokok.
"Penduduk miskin banyak yang merokok. Jika sakit dan diketahui karena dampak merokok, maka tidak akan dibiayai," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati, seusai menghadiri Launching National Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Seluruh Fasilitas dan Forum Muhammadiyah, di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Senin (14/11/2011).
Kendati demikian, keputusan ini harus melalui banyak kajian dan tidak dapat begitu saja diaplikasikan. Karena itu, setiap penduduk yang mengajukan bantuan kesehatan harus dianalisis terlebih dahulu faktor penyebab penyakitnya. Penyakit yang ditimbulkan oleh dampak rokok beragam yakni tuberculosis, radang paru-paru bahkan kanker.
"Itu resikonya. Sudah berkali-kali disosialisasikan merokok itu berbahaya. Padahal tidak ada ruginya berhenti merokok. Kalau sehat justru malah semakin produktif bekerja. Tapi tetap dikaji dulu ya penyebabnya," jelas Dien.
Ia pun menyayangkan sikap warga yang rela membuang penghasilannya hanya untuk membeli rokok. Menurutnya, besar penghasilan yang kerap dihabiskan untuk membeli rokok akan lebih berguna jika dialihkan untuk biaya makan sehari-hari, pendidikan anak dan kesehatan keluarga.
"Tadi dipaparkan sebagian besar penghasilan masyarakat yang merokok habis untuk rokok daripada untuk pendidikan dan kesehatan," ujarnya.

Sumber : Kompas.Com

0 komentar:

Posting Komentar